LATAR BELAKANG
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah Subhanawata'ala, manusia memiliki akal yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yg lainya ,kebanyakan ciptaan Tuhan yang ada di Bumi ini hanya memiliki nafsu. Sehingga manusia pun dinobatkan sebagai khalifah (pemimpin) di muka Bumi ini. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia)
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini agar kita sebagai manusia memiliki rasa peduli terhadap lingkungan sekitar kita. Sebagai manusia yang merupakan makhluk yang paling sempurna kita dituntut harus bisa menjaga, memelihara, dan melestarikan alam ini, karena disinilah letak dari posisi manusia diantara makhluk lainnya. Manusia yang memiliki akal dan pikiran berperan untuk bisa menyeimbangkan alam, agar alam ini menjadi seimbang dan teratur.
MANFAAT PENULISAN
Setelah pembaca membaca tulisan ini. Pembaca akan lebih memahami dan menyadari bahwa betapa pentingnya posisi dan peranan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk menyeimbangkan alam, Sebagai bahan perenungan bagi kita sebagai makhluk yang telah diserahi akal untuk berpikir serta nafsu untuk memenuhi hasrat sehingga antara nafsu dan akal terjadi keseimbangan agar terciptanya kualitas hidup, dan menjadi sumber referensi otentik sebagai alat perenungan kita agar menjadi lebih baik di kemudian hari.
ISI
Mengenal Manusia
Siapakah manusia sebenarnya ? Apakah kita sudah mengenal diri kita sendiri? Dimanakah kedudukan kita sebagai ciptaan Allah عز و جل? Bagaimana seharusnya sikap kita pada Allah عز و جل ? Dan masih banyak lagi persoalan yang perlu dilontarkan kepada manusia pada dirinya sendiri yang sudah lama hidup dimuka bumi.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah عز و جل yang terdiri dari ruh dan tanah yang dilengkapi dengan potensi hati, akal dan jasad serta dimuliakan dengan tugas “ibadah “ dan khalifah dimuka bumi. Di antara makhluk ciptaan Allah عز و جل yang sekian banyak jumlahnya, manusia adalah makhluk yang terbebani dengan tugas yang amat berat, dimana tak satupun makhluk lain mendapatkan beban seberat itu.
Akibat amanah yang diembannya itu, logis jika manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Satu persatu perbuatannya akan dihisab, bagaimana pelaksanaan misi ibadah dan kekhilafahan itu ditegakkan. Untuk misi itu pulalah , maka manusia dilengkapi dengan indera yang memungkinkan ia melaksanakan tugas-tugas dengan sempurna.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial,sehingga dapat diartikan manusia hampir tidak mungkin hidup seorang diri,manusia membutuhkan manusia lainya untuk saling memenuhi apa yang mereka butuhkan,hampir tidak mungkin ada manusia dapat mengerjakan semua pekerjaanya sendiri.Manusia memiliki akal yang dapat digunakan untuk berfikir,sehingga manusia dapat membedakan mana yang baik maupun mana yang salah.Namun,banyak manusia terjerumus kedalam jurang keserakahan dikarenakan nafsu yang menggebu-gebu.Banyak manusia mengejar kekayaan,pangkat,dan keserakahan yang lainya sehingga dibutuhkan keseimbangan antara nafsu dan akal agar terjadi keharmonisan hidup manusia.Perilaku tumbuh dari diri kita baik itu perilaku baik atau perilaku buruk.Maka dari itu,pengendalian diri diperlukan agar manusia dapat mengarahkan nafsunya ke arah yang lebih baik.Sifat manusia yang selalu ingin bergantung kepada sesamanya juga terkadang mengakibatkan banyak hal, misalnya banyak manusia yang tidak mau berusaha sekuat tenaga dalam mengerjakan sesuatu yang menjadi kewajibannya. bahkan, karena sifat ini ditambah pengendalian hawa nafsu yang tidak baik terkadang manusia menghalalkan segala cara untuk menuntaskan kewajibannya dan mendapatkan yang diinginkannya walaupun itu bukan hak nya.
Keistimewaan Manusia
Manusia diberi kelebihan atas makhluk Allah yang lain ,dalam berbagai segi. Ia memiliki karakter yang khusus dengan karunia Allah agar mampu mengemban amanah yang dibebankan kepadanya didunia. Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah:
1. Dalam segi Penciptaan
Manusia adalah sشtu-satunya makhluk yang dinyatakan Allah sebagai sebaik-baik penciptaan (Ahsanuttaqwim) sebagaimana firman-Nya :
(لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم )
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalm bentuk sebaik-baiknya”(At-Tiin:4)
Kita dapat membandingkan setiap organ tubuh manusia dengan makhluk lain, tentu lebih sempurna. Perhatikan organ dalam manusia seperti jantung, ginjal, paru-paru, semuanya memiliki peran yang lebih sempurna dibandingkan dengan binatang jenis apapun. Termasuk organ tubuh lainnya seperti tangan, kaki, mata, telinga dan lain sebagainya semua serba lebih sempurna.
2. Dalam segi Ilmu
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat menyerap ilmu dan sekaligus mengembangkannya. Hal ini tak mungkin terjadi pada makhluk lain. Hewan hanya memiliki instink , sehingga segala gerak dan perbuatannya merupakan sekedar instinktif. Meskipun hewan mampu dilatih untuk suatu hal tertentu , namun itu juga sekedar instink dan bukan ilmu sehingga ia tak dapat mengembangkannya.
Allah yang Maha Berilmu telah menetapkan dan mengajarkan ilmu-ilmu kepada manusia, sebagaimana firman-Nya :
( و علًم آدم الأسماء كلها )
“ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya “
(Al Baqarah :31)
Dalam ayat lain Allah عز و جل berfirman :
“Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum diketahuinya”
(Al ‘Alaq : 5).
3. Dalam segi Kehendak
Manusia adalah makhluk yang bebas berhendak. Ia dapat memilih jalan yang baik, dapat pula memilih jalan yang sesat. Sekedar ilmu, belum tentu bias mengarahkan orang kepada kebaikkan . yang bias menjadi baik hanya karena ilmunya, tanpa dibarengi kehendak yang kuat untuk menjadikan dirinya baik.
Allah عز و جل berfirman:
“Sesunggunya Kami telah menunjukkannya (manusia ) jalan yang lurus, ada yang bersyukur ada pula yang kufur” (Al Insan : 73)
Manusia memiliki banyak kemungkinan dan peluang dalam menyelesaikan satu masalah tertentu, sebab ia memilki kehendak (iradah). Menentukan jalan hidup, manusia banyak pilihan, sehingga ada yang memilih jalan Islam, ada pula yang kufur. Hewan hanya memiliki satu peluang dan kesempatan untuk menghadapi satu masalah tertentu, sebab pada dasarnya hewan tidak memiliki kehendak.
Demikianpun para malaikat, hanya memiliki kemungkinan satu-satunya yakni taat kepada Allah atas perintah yang diberikan kepada mereka.
4. Dalam segi Posisi/kedudukan
Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia diantara makhluk lainnya di bumi, yakni ia sebagai pemimpin. Sehingga manusia dapat memanfaatlkan alam semesta ini untuk keperluan hidupnya , sebagaimana firman Allah :
“Tidak kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi “ (Luqman : 20)
Dalam ayat lain , Allah berfirman :
“Dialah (Allah) yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk kamu “ (Al Baqarah : 9)
Segala yang di alam ini telah disediakan Allah untuk kepentingan manusia karena memang manusialah yang bertugas memakmurkan bumi. Firman Allah :
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi(tanah) dan menjadikan sebagai pemakmurnya“ (Hud:61)
Dengan ilmu yang dimilikinya, manusia dapat memanfaatkan segala sesuatu di alam ini sehingga bermanfaat untuk kemakmuran bersama.
5. Dalam segi Kemampuan Berbicara
Jika kita perhatikan , seluruh makhluk hidup yang diberikan indera mulut dan alat suara, semuanya dapat berbicara dengan bahasa masing-masing, seperti berkicau, mendengus, mencicit dan lain-lain. Adapun manusia berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan bunyi-bunyian alam dan binatang.
Allah berfirman:
( الرحمن * علم القرآن * خلق الإنسان * علمه البيان )
“ Ar Rahman, yang telah mengajarkan Al quran. Dia menciptakan manusia , mengajarnya pandai bicara “ (Ar-rahman : 1-4).
Allah juga berfirman :
“ Bukan kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan buah bibir”
(Al Balad : 8-9).
6. Dalam segi Kemampuan Akal, Pengamatan, Intuisi dan Imajinasi
Hanya manusia yang memilki kemampuan akal, dengannya dapat berfikir, melakukan pengamatan dan menyimpulkan . Manusia juga berkembang daya intuisi dan imajinasinya. Ia bisa mengkhayalkan sesuatu yang belum pernah terjadi. Akalnya berkembang menjadi sarana berkembangnya ilmu dan teknologi. Begitu pula kemampuan imajinasinya akan berkembang sehingga mengembangkan kreatifitas dalam berkarya. Hal ini semua tidak terjadi pada binatang.
7. Dalam segi tendensi moral
Manusia memiliki peluang untuk dibentuk menjadi baik ataupun buruk. Bahkan dapat juga berperan ganda sebagaimana orang munafiq di satu sisi ia kelihatan baik namun ternyata ia adalah orang yang berniat jahat.
Berbagai macam sifat dan sikap dapat ia miliki sekaligus . Tampak betul dalam segi ini manusia memang berbeda dengan binatang . Binatang sulit atau bahkan tidak dapat dibentuk dengan sifat dan karakter yang bermacam-macam padanya. Sebab ia tidak memilki kelengkapan tendensi yang memungkinkan untuk dapat bersifat menjadi seperti baik atau menjadi buruk.
Demikianlah antara lain , keistimewaan manusia dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Manusia diciptakan oleh Allah dengan kelebihan tertentu atas makhluk lain, namun jika ia keliru mengambil jalan hidup, ia bisa mencapai derajat yang lebih rendah ketimbang binatang sekalipun. Sebagaimana yang telah Allah sifatkan kepada orang-orang yang lalai dari jalan Allah:
( أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون )
“ Mereka itu seperti binatang ternak , bahkan mereka lebih seat lagi. Merekalah orang-orang yang lalai” ( Al-A’raf : 179)
Dengan demikian, keistimewaan manusia ini penuh dengan konsekuensi yang menyertai misi keberadaanya di muka bumi ini.
Kelemahan Manusia
Di samping kelebihan yang telah Allah berikan kepada manusia, secara fitrah ia juga memiliki sifat-sifat negatif yang menandai kelemahannya . Dalam hal ini, segalanya tergantung kepada manusia itu sendiri. Dalam hal ini, segalanya tergantung kepada manusia itu sendiri. Jika ia memanfaatkan potensi dirinya untuk kebaikan , dengan seizin-Nya, jadilah ia manusia yang baik. Sebaliknya , jika sifat negatif ini yang terus diikuti, niscaya ia jatuh ke dalam jurang kehinaan.
Diantara sifat-sifat negatif yang menjadi kelemahan manusia adalah :
1. Sifat tergesa-gesa,
Allah عز و جل berfirman :
( و كان الإنسان عجولا )
“ Dan adalah manusia bersifat tergesa “ ( Al Isra :17 )
2. Suka membantah,
Allah berfirman :
( و كان الإنسان أكثر شيء جدلا )
“ dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah “
(Al Kahfi : 54)
3. Sifat Keluh Kesah dan Kikir
Allah berfirman :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apa bila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kabaikan ia amat kikir…”(Al Ma’arij:19-21)
4. Bersifat Susah Payah
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah“ (Al Balad:4)
5. Sifat Ingkar
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Rabbnya” ( Al ‘Adiyat : 6)
6. Berlebih-lebihan dan Melampaui Batas
“Begitulah orang-orang yang melampaui batas memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan “ ( Yunus : 12)
7. Zalim dan Bodoh
“Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh “ ( Al Ahzab : 33)
8. Bersifat lalai
“Mereka itulah oran-orang yang lalai “ ( Al A’raf : 179)
Sifat-sifat buruk ini dapat menjadi dominan dalam diri manusia, ketika ia selalu memperturutkan keinginan hawa nafsunya. Jadilah ia manusia yang suka membantah, zalim, keluh kesah , sedikit bersyukur dan lain-lainnya.
Namun apakah manusia memilih jalan kebaikan atau memilih ke arah yang buruk, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah عز و جل.
Allah berfirman :
( إن السمع و البصر و الفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولاً )
“sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung jawabannya” ( Al Israa’ : 36)
Dalam diri manusia senantiasa terjadi pergumulan antara tarikan ke arah kebaikan dan tarikan ke arah keburukan, yang digambarkan Rasulullah saw sebagai ajakan malaikat dan ajakan syetan .
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu :
“Syetan itu dapat menggetarkan hati ( mengajak hati) anak Adam ( manusia) dan malaikatpun dapat menggerakkan hati ( mengajak hati ) pula. Adapun ajakan syetan adalah untuk mengulangi kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan ajakan malaikat adalah mengulangi kebaikan dan mempercayai kebenaran”.
Dengan dua sisi yang berbeda ini, manusia dituntut untuk benar dalam menentukan pilihan kehidupan di dunia ini, agar nanti di akhirat dapat mempertanggungjawabkan dengan baik di sisi Allah عز و جل.
Posisi dan Kedudukan manusia :
Dalam posisi atau kedudukanya karena Manusia disebut makhluk sempurna maka manusia diciptakan sebagai pemimpin, Tuhan memberikan manusia kelebihan dibanding makhluk lain, dan hendaknya kita mensyukuri segala kelebihan yang telah diberikan, yaitu dengan memanfaatkan setiap kelebihan kita untuk hal-hal yang positif seperti mengunakan akal kita untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi seliruh umat manusia.
Aspek Aspek Manusia :
Manusia memiliki banyak aspek penting dalam kehidupan ini diantaranya aspek dalam pembangungan, kebudayaan dan juga beberapa aspek penting lainya. semuanya itu dipegang oleh manusia yang merupakan makhluk yang di anggap sempurna dari makhluk makhluk lainya.
Daya Manusia :
Manusia memiliki daya atau kemampuan untuk melalui hidupnya, dibanding dengan makhluk lainya, manusia merupakan makhluk yang mempunyai daya atau kemampuan yang paling baik,.
Tipologi Manusia :
Manusia memiliki Tipologi dalam hidupnya, diantaranya manusia mempunyai keyakinan dalam hidup, gaya hidup, tujuan hidup, rencana dan pandangan terhadap dunia.
RANGKUMAN
Oleh karena itu, kewajiban manusia adalah menyembah dan beribadah hanya kepada Allah subhanawata'ala, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. yang disampaikan kepada manusia melalui lisan rasulnya Rasulullah Shalallahualaihi Wasallam dan tidak ada keraguan didalamnya.