Friday, May 27, 2011

15 Ways to Improve Your Charisma

by www.SixWise.com

You recognize them by the twinkle in their eye, their smile that oozes confidence (but not arrogance), and that certain something you can't quite put your finger on, but that draws you in, makes you want more of them.


Experts say while 50 percent of charisma is innate, the other half is trained, which means everyone has an opportunity to hone their charisma skills.

That "something" is charisma, and it's what sets a great orator apart from an ordinary speaker, a salesperson of the year apart from a mediocre one -- even a beloved president apart from a losing candidate.

The word "charisma" comes from the Greek word 'charis,' or grace, and people who possess it have gained a great advantage. A number of studies have found that people are genuinely drawn to charismatic individuals, and are more willing to buy from them, be influenced by them and even vote for them in a presidential election.

"Elections are supposed to be about issues . . . but a number of ingenious experiments show that how a politician looks and comes across to voters can make a huge difference in the outcome of an election," wrote Shankar Vedantam in a November Washington Post article.

50 Percent of Charisma is Innate, but 50 Percent is Trained

According to British professor and psychologist Richard Wiseman, charisma is so influential that people naturally want to mimic the body language and facial expressions of someone with charisma.

"When you see someone else who has charisma, without realizing it, you're mimicking their posture and their facial expressions," says Wiseman. "An obvious example is when someone smiles at you and you smile back. And how you hold yourself influences your emotions ... You're unaware you're mimicking this person, although you know they make you feel happy."

Wiseman points out that charismatic people exhibit three attributes:

  • They feel emotions strongly
  • They induce emotions in others
  • They are not influenced by other charismatic people

If you want to be more charismatic (and thereby increase your chances of everything from finding your true love to getting a promotion at work), there's good news.

While about 50 percent of charisma is innate, Wiseman says that the other 50 percent is trained ... which means everyone can learn how to be charismatic.

How do You Present Yourself to the World?


Simple, everyday actions can make all the difference in whether you're perceived by others as charismatic and confident. For instance, do you greet people with a firm handshake and steady gaze, or avert your eyes and walk the other way? Are you eager to hear what others tell you, or do you shut them out mentally as soon as they begin to talk?

With the following quiz you can find out just how assertively you come across to other people, and where your level of charisma falls.

Find Out How You Present Yourself to the World Now!

"There are some people who are just lucky buggers and are just naturally charismatic, like Johnny Depp, David Bowie and Marilyn Monroe," says broadcaster and confidence tutor Jeremy Milnes. "But I honestly believe that these are techniques and skills which can be learned and practiced and can be made part of your own behavior."

15 Tips to Develop Your Charisma

  1. Assume every person you meet is important, and treat him or her as such.
  2. Shake hands strongly and firmly (and, even better, say something positive while doing so).
  3. Keep an open body posture, with your hands away from your face while speaking.
  4. Stand up straight and tall, but not rigidly.
  5. When speaking to a group, speak conversationally from a bulleted list (not by reading from a script).
  6. Take the time to remember people's names, and use them in conversation.
  7. Look at the color of people's eyes (they will notice the extra attention you're giving them).
  8. Compliment people freely (as long as the compliments are sincere).
  9. Notice and acknowledge people's strengths and accomplishments.
  10. Use pauses while you speak to create emphasis.
  11. Take care of your outside appearance (look your best).
  12. Smile, ideally a little bit longer than the person you're looking at.
  13. Hear the emotions in people's words, and respond to them.
  14. Use positive body language, including maintaining eye contact, briefly touching a person on the upper arm, and moving around while you speak.
  15. Be genuinely interested in those around you (ask them their opinions, inquire about their life and interests, listen and don't interrupt).

Recommended Reading

How Your Body Language Conveys Confidence, Intelligence and Trust ... or a Lack There of

How to Overcome Your Fear of Failure


 

Source : www.sixwise.com

Wednesday, May 11, 2011

Budaya Aceh

 
Seni Kebudayaan Tradisioanl Propinsi Daerah Aceh

Budaya Aceh Indonesia yang menjadi salah satu wilayah propinsi di Indonesia ini memiliki aneka ragam seni budaya yang menarik seperti tarian, kerajinan serta perayaan.


 


Kebudayaan Aceh tersebut banyak dipengaruhi dari kebudayaan Islam. Terdapat banyak jenis seni dan budaya Aceh yang bercirikan islami seperti misalnya Tarian, adat istiadat, produk kerajinan serta angeka ragam hiasan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh sangat religius. Aturan Syariah Islam mewarnai banyak kehidupan di masyarakat Aceh sehingga propinsi Aceh terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah.


 

Propinsi daerah Aceh memiliki beberapa kebudayaan daerah yang sudah terkenal di indonesia dan sudah menjadi ciri khas dari kebudayaan daerah Aceh. Seni tarian saman dan rapai geleng adalah contohnya. Seni tarian saman dan rapai geleng tersebut sangat terkenal dan jadi kekayaan kebudayaan indonesia yang patut di lestarikan sehingga tidak di lupakan oleh generasi muda mendatang.


 

Yang sangat unik adalah karena ada gerakan yang sangat unik dan sudah menjadi ciri khas dari tarian saman dan rapai geleng. Beberapa tari tradisional Aceh lainnya yang berasal dari propinsi Adaerah Istimewa Aceh adalah tari Seudati dan tari Tambo. Ada salah satu yang menjadi ciri yang sangat menarik dari tarian tradisional yang berasal dari Aceh yaitu dilakukan secara berkelompok.


 

Dalam hal makanan khas Aceh mempunyai aneka jenis makanan antara lain gulai itik, kari kambing yang lezat, meuseukat yang langka. Emping melinjo yang berasal dari kabupaten Pidie juga terkenal gurih, lalu ada dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar juga bisa jadi andalan bagi Aceh.


 

Adat dan Budaya Aceh


 

Pola kehidupan masyarakat Aceh diatur oleh hukum adat yang berdasarkan kaidah-kaidah hukum agama Islam. Adapun susunan masyarakat adalah sebagai berikut :


 

·Golongan Rakyat Biasa; yang dalam istilah Aceh disebut Ureung Le (orang banyak). Disebut demikian karena golongan ini merupakan golongan yang paling banyak (mayoritas) dalam masyarakat adat Aceh.


 

·Golongan Hartawan; yaitu golongan yang bekerja keras dalam mengembangkan ekonomi pribadi. Dari pribadi-pribadi yang sudah berada itulah terbentuknya suatu golongan masyarakat. Karena keberadaannya sehingga mereka menjelma menjadi golongan hartawan. Golongan ini cukup berperan dalam soal-soal kemasyarakatan khususnya sebagai penyumbang-penyumbang dana.


 

·Golongan ulama/cendikiawan; umumnya mereka berasal dari kalangan rakyat biasa yang memiliki ilmu pengetahuan yang menonjol. Sehingga mereka disebut orang alim dengan gelar Teungku. Mereka cukup berperan dalam masalah-masalah agama dan kemasyarakatan.


 

·Golongan kaum bangsawan; termasuk didalamnya keturunan Sultan Aceh yang bergelar "Tuanku" keturunan "Uleebalang" yang bergelar "Teuku" (bagi laki-laki) dan "Cut" (bagi perempuan).


 

Selain pembagian susunan masyarakat tersebut di atas, sistem kesatuan masyarakat Aceh, merupakan perwujudan dari beberapa buah keluarga inti, yang menjadi suatu kelompok masyarakat; yang disebut "Gampong" (Kampung). Sistem sosial pada masyarakat Aceh berpedoman pada keluarga inti. Setiap perbuatan yang dilakukan sebuah keluarga inti akan memberi pengaruh kepada keluarga lainnya. Dengan demikian hubungan antara satu keluarga inti dengan keluarga inti lainnya cukup erat.


 

Pakaian Adat Aceh


 

Pakaian adat Aceh dilengkapi dengan beberapa macam pernik yang biasa selalu dikenakan pada acara-acara tertentu. Pernik-pernik tersebut antara lain:


 

Keureusang (Kerosang /Bros) adalah perhiasan yang memiliki ukuran panjang 10 Cm dan lebar 7,5 Cm. Perhiasan dada yang disematkan di baju wanita (sejenis bros) yang terbuat dari emas bertatahkan intan dan berlian. Bentuk keseluruhannya seperti hati yang dihiasi dengan permata intan dan berlian sejumlah 102 butir. Keureusang ini digunakan sebagai penyemat baju (seperti peneti) dibagian dada. Perhiasan ini merupakan barang mewah dan yang memakainya adalah orang-orang tertentu saja sebagai perhiasan pakaian harian.


 

Patam Dhoe adalah salah satu perhiasan dahi wanita Aceh. Biasanya dibuat dari emas ataupun dari perak yang disepuh emas. Bentuknya seperti mahkota. Patam Dhoe terbuat dari perak sepuh emas. Terbagi atas tiga bagian yang satu sama lainnya dihubungkan dengan engsel. Di bagian tengah terdapat ukuran kaligrafi dengan tulisan-tulisan Allah dan di tengahnya terdapat tulisan Muhammad-motif ini disebut Bungong Kalimah-yang dilingkari ukiran bermotif bulatan-bulatan kecil dan bunga.


 

Peuniti, Seuntai Peuniti yang terbuat dari emas; terdiri dari tiga buah hiasan motif Pinto Aceh.


 

Simplah merupakan suatu perhiasan dada untuk wanita. Terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delapan. Setiap lempengan dihiasi dengan ukiran motif bunga dan daun serta permata merah di bagian tengah. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantaiSimplah mempunayi ukuran Panjang sebesar 51 Cm dan Lebar sebesar 51 Cm..


 

Subang Aceh,Subang Aceh memiliki Diameter dengan ukuran 6 Cm. Sepasang Subang yang terbuat dari emas dan permata. Bentuknya seperti bunga matahari dengan ujung kelopaknya yang runcing-runcing. Bagian atas berupa lempengan yang berbentuk bunga Matahari disebut "Sigeudo Subang". Subang ini disebut juga subang bungong mata uro.


 

Taloe Jeuem, Seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari rangkaian cincin-cincin kecil berbentuk rantai dengan hiasan be4ntuk ikan (dua buah) dan satu kunci. Pada ke dua ujung rantai terdapat kait berbentuk angka delapan. Tali jam ini merupakan pelengkap pakaian adat laki-laki yang disangkutkan di baju.


 

Khasanah Budaya Aceh


 

Adat Aceh dari Masa Istri dalam Keadaan Hamil sampai kepada anaknya dikawinkan (Mampleue)


 

KEUMAWEUEHPada waktu hamil pertama seorang istri, waktu hamil 5 bulan, oleh pihak orang tua perempuan yang hamil tersebut diadakan sedikit kenduri dengan disertai nasi ketan dan dipanggil ahli famili dari pihak istri yang hamil. Setelah ahli famili dari pihak istri berkumpul, maka diadakan upacara basuh Kepala (Rhah Ulee).


 

Upacara (keumaweuh)meunieum ini ada juga dilakukan sewaktu seorang istri hamil setelah 7 bulan. Bahan makanan yang dibawa oleh pihak orang tua si suami ialah Bu Kulah yaitu nasi putih yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk Piramid di dalam hidang, bu leukat (nasi ketan) untuk peusunting meunantu yang sedang hamil, disertai Ayam Panggang dan Tumpou.Lauk pauk nasi ialah Ikan, Daging yang dimasak berbagai macam, Telur Ayam dan Telur Itik rebus, Jreuk dan lain-lain masakan yang disusun di dalam hindang berlapis-lapis (hiding meulampoh).Buah-buahan yang dibawa ialah segala macam buah-buahan yang ada, termasuk buah-buahan untuk rujak (seunicah) sebanyak satu keranjang besar.Selain itu juga ada dibawa kue-kue (Peunajoh) basah dan kering. Maksud tujuan dari upacara adat Meunineum ini pada mulanya ialah lebih menguatkan rasa persaudaraan antara kedua belah pihak (suami-istri) dan utnuk lebih menguatkan silaturrahmi antara sesame ahli famili. Makanan yang dibawa ini dibagi-bagikan juga kepada famili pihak istri.


 

Kelahiran Bayi


 

Setelah bayi lahir dan setelah dibersihkan, maka kalau bayi tersebut laki-laki diazankan ditelinga kanan dan kalau bayi tersebut perempuan diqamatkan ditelinga kiri, yang dilakukan olah Ayah si bayi ataupun oleh kerabat tertua yang terpandang alim dalam keluarga.


 

Upacara Adat Peucicap


 

Menurut penyelidikan kami kepada orang-orang tua, bawah upacara ini dilakukan pada hari ke-7 setelah bayi dilahirkan, yaitu kepada bayi tersebut dicicipi Madu Lebah, Kuning Telur dan Air Zam-zam.Oleh pihak orang tua si suami dibawakan seperangkat keperluan bayi tersebut, yaitu ija (kain) ayunan, ija geudong (kain pembalut) bayi, ija tumpe (popok), tilam, bantal dan tali ayun (tali ayunan). Kalau dikalangan kaum hartawan ada juga yang membawa tali ayun dari emas. Selain itu juga diberikan sepersalinan pakaian kepada si istri yang baru melahirkan, yang diberikan oleh ibu mertuanya. Pada hari itu juga diadakan Akikah, yaitu menyembelih seekor kambing, cukur rambut bayi dan pemberian nama kepada si bayi, dengan upacara peusijuek dan sebaran beras- padi serta doa selamat.


 

Peusijuek Dapu Dan Peutron Aneuk (Pada Hari Ke 44 Setelah Anak Dilahirkan Yaitu Setelah Madeueng)


 

Upacara peusijuek dapu (setawar sedingin tempat berdiang) dilakukan oleh orang tua dan ahli famili dari orang tua suami, yaitu orang tua pihak suami menyunting ketan kepada menantunya yang perempuan dengan uang Teumeutuek dan disertai dengan sepersalinan pakaian. Kalau di kalangan orang-orang bangsawan, selaian kepada menantu perempuan, juga turut diberi persalinan pakaian kepada orang-orang (dayang-dayang) yang turut serta mengasuh perempuan yang medeueng setelah melahirkan. Selain itu pada hari itu juga diadakan upacara turun anak kehalaman (Peutron Aneuk).


 

Peutron Aneuk


 

Anak yang telah berumur 44 hari tersebut diturunkan kehalaman dengan dipayungi dan kaki anak tersebut diinjakkan ke tanah (peugiho tanoh).Pada upacara ini diatas kepala si anak dibelah Buah Kelapa dengan alas kain putih yang dipegang oleh 4 orang.


 

Kelapa yang telah dibelah tersebut, sebelah diberikan kepada pihak orang tua suami dan sebelah lagi diberikan kepada pihak orang tua si istri, dengan tujuan supaya kedua belah pihak tetap kekal dalam persatuan, rukun damai, kompak dan teguh dalam persaudaraan.


 

Selanjutnya diadakan pembakaran petasan (mercon) dan disuruh orang-orang yang tangkas dan ahli bermain pedang mempertunjukkan ketangkasan dengan mencincang batang pisang, supaya anak tersebut nanti berani dalam menghadapi peperangan membela negara, dan dapat menjadi Panglima Perang yang tangkas dan arif bijaksana.Selanjutnya anak tersebut ditempatkan ke dalam sebuah balai di halaman, dengan tujuan supaya anak tersebut nanti dapat menyesuaikan dirinya dengan masyarakat dan dapat menjadi orang terkemuka dalam Masyarakat. Setelah Upacara tersebut barulah anak itu dibawa masuk ke dalam rumah dengan terlebih dahulu orang tua yang membawa memberi Salam dan disambut salam serta do'a restu untuk kebahagian si anak.


 

Menyerahkan Anak Ketempat Pengajian


 

Setelah anak berumur 7 tahun, anak tersebut dihantar oleh orang tuanya ketempat pengajian (Guru Mengaji), kalau anak lelaki ke tempat pengajian anak-anak laki-laki, kalau anak perempuan ke tempat pengajian anak perempuan dengan guru wanita. Pada waktu mengantar anak tersebut dibawa serta ketan kuning dengan tumpo dan ayam panggang, pisang abin beberapa sisir, kain putih 6 hasta, sehelai kain sarung, sedekah sekedarnya dan Beureuteh (Beras Padi digongseng) dicampur kembang. Oleh Guru mengaji dibagi-bagikan makanan yang dibawa tersebut diantara anak-anak mengaji, supaya terdapat kekompakan dan persatuan yang baik antara anak yang baru mengaji dengan murid-murid yang lama.


 

Sumber:

http://indonesia-liek.blogspot.com/2010/12/budaya-aceh-seni-kebudayaan-tradisioanl.html

http://alimuddyn210716731tpa07.blog.friendster.com/adat-budaya-aceh/